animasi bergerak naruto dan onepiece
"Akulah gembala yang baik. Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku." (Yohanes 10 : 1-24)

Kamis, 28 Oktober 2010

Masih ingatkah??



Foto ini saya ambil di daerah dekat rumah saya.
Dalam foto tersebut terlihat anak SD (Sekolah Dasar) yang sedang mengendarai sepeda dan membawa alat kebersihan (sapu lidi).

Foto tersebut mengingatkan masa kecil saya dan mungkin kita semua, dimana semangat untuk menjaga lingkungan sekolah agar tetap bersih dan nyaman masih ada dalam benak kita.
Tapi sekarang, "apakah semangat tersebut masih ada???"

Semoga dengan gambar ini kita dapat membuka pikiran kita untuk hal2 baik apa yang telah kita pelajari saat kita duduk dibangku sekolah dan itu dapat terus kita lakukan sampai saat ini.

OrangHutan dan Anak Anjing

Foto ini saya ambil waktu di Jawa Barat, di salah satu penginapan di Puncak.

Menurut saya foto ini sangat unik. karena jarang sekali ada binatang orang hutan yang mau bermain dengan seekor anak anjing.

Sesuai info yang saya dapatkan, ternyata orang hutan tersebut mengangap anak anjing tersebut seperti anaknya.

semoga gambar ini bermanfaat dan menjadi cerminan bagi kita, agar kita tidak membeda - bedakan siapa saja untuk di jadikan seorang teman bahkan mereka yang berbeda sekalipun.

Kamis, 21 Oktober 2010

Pengertian Resiliensi dan Psikologi Transpersonal

Pengertian Resiliensi

Resiliensi adalah kemampuan atau kapasias insani yang dimiliki seseorang, kelompok atau masyarakat yang memungkinkan untuk menghadapi, mencegah, meminimalkan dan bahkan menghilangkan dampak-dampak yang merugikan dari kondisi-kondisi yang tidak menyenangkan, atau bahkan merubah kondisi yang menyengsarakan menjadi suatu hal yang wajar untuk diatasi. yang sangat dibutuhkan dalam setiap orang.

Grotberg (1995: 10) menyatakan bahwa resiliensi adalah kemampuan seseorang untuk menilai, mengatasi, dan meningkatkan diri ataupun mengubah dirinya dari keterpurukan atau kesengsaraan dalam hidup. Karena setiap orang itu pasti mengalami kesulitan ataupun sebuah masalah dan tidak ada seseorang yang hidup di dunia tanpa suatu masalah ataupun kesulitan. Hal senada diungkapkan oleh Reivich dan Shatte (1999: 26), bahwa resiliensi adalah kapasitas untuk merespon secara sehat dan produktif ketika menghadapi kesulitan atau trauma, dimana hal itu penting untuk mengelola tekanan hidup sehari-hari.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa resilience yaitu kapasitas individu untuk mengatasi, dan meningkatkan diri dari keterpurukan, dengan merespon secara sehat dan produktif untuk memperbaiki diri, sehingga mampu menghadapi dan mengatasi tekanan hidup sehari-hari.

Psikologi Transpersonal

Psikologi Transpersonal dikembangkan pertama kali oleh para ahli yang sebelumnya mengkaji secara mendalam bidang humanistik seperti Abraham Maslow, C.G. Jung, Victor Frankl, Antony Sutich, Charles Tart dan lainnya. Dengan melihat dari para tokoh awalnya maka dapat diketahui bahwa psikologi transpersonal merupakan turunan langsung dari psikologi humanistik. Yang membedakan antara psikologi humanistik dan psikologi transpersonal adalah didalam psikologi transpersonal lebih menggali kemampuan manusia dalam dunia spiritual, pengalaman puncak, dan mistisme yang dialami manusia. Beberapa kalangan berpendapat bahwa bidang spiritualitas dan kebatinan hanya didominasi oleh para ahli-ahli agama dan juga praktisi mistisme, namun ternyata dalam perkembangannya, kesadaran akan hal ini dapat diaplikasikan dan dibahas dalam ilmu pasti.

Secara garis besar seperti yang dikemukakan oleh Lajoie dan Shapiro dalam Journal of Transpersonal Psychology didefinisikan psikologi transpersonal sebagai studi mengenai potensi tertinggi dari manusia melalui pengenalan, pemahaman dan realisasi terhadap keesaan, spiritualitas dan kesadaran-transendental. Psikologi transpersonal juga melepaskan diri dari keterikatan berbagai bentuk agama yang ada. Namun walau demikian dalam penelitiannya psikologi transpersonal mengkaji pengalaman spiritual yang dialami oleh para ahli spiritual yang berasal dari berbagai macam agama sebagai subjek penelitiannya.

Psikologi transpersonal berpendapat bahwa potensi tertinggi dari individu terdapat dalam dunia spiritual yang bersifat non-fisik, hal ini ditunjukkan dengan berbagai pengalaman seperti kemampuan melihat masa depan, extrasensory perception (ESP), pengalaman mistik, pengembangan spiritualitas, pengalaman puncak, meditasi dan berbagai macam kajian yang bersifat parapsikologi atau metafisik. Dengan menyadari betul tentang keadaan manusia yang bukan hanya terletak pada dunia fisik semata dan meyakini bahwa inti terpenting dari individu terletak pada dunia spiritual yang bersifat kasat mata dan abstrak. dengan kata lain psikologi transpersonal memandang kita sebagai makhluk spiritual yang memiliki pengalaman manusia dan bukanlah manusia yang memiliki pengalaman spriritual.

Dengan berbekal teori dan juga penelitian yang sesuai dengan sifat keobjektifan ilmu pengetahuan, maka dalam perkembangan pengkajian terhadap berbagai macam hal-hal mistis dan kebatinan tidak lagi menjadi suatu hal yang tabu untuk dibahas dan bahkan dipelajari, selama dalam penggunaannya memberikan manfaat yang baik dan berguna bagi perkembangan kehidupan manusia. Dari hasil penelitian Telah dibuktikan bahwa Individu cenderung untuk tidak membicarakan pengalaman puncak mereka dengan orang lain. Alasan yang paling banyak adalah bahwa mereka merasa pengalaman itu bersifat sangat personal, intim, dan tidak ingin mereka bagi; bahwa mereka tidak mempunyai kata-kata yang memadai untuk menceritakannya; atau mereka ketakutan jika orang lain akan melecehkan pengalaman itu atau menganggap mereka tidak waras atau sejenisnya.

Psikologi transpersonal mengkombinasikan ketiga mazhab psikologi yang telah ada sebelumnya dengan cara mendialogkan semua teori dengan keadaan manusia sebagai makhluk spiritual. Meski selalu mendapat tentangan keras dari mereka yang beraliran positivis dan juga materialis dilain sisi psikologi transpersonal mendapatkan tempat yang baik dalam bidang akademik dengan dimulainya berbagai macam penelitian yang bertujuan mengkaji dimensi spiritual manusia, dengan ini maka era milennium ini yang disebut-sebut sebagai era aquarian benar-benar telah terwujud.

Kamis, 14 Oktober 2010

Aku Ingin mempunyai sifat hidup “baik”

Di dalam diri setiap manusia mempunyai pandangan hidup tersendiri karena itu merupakan hal yang bersifat kodrati dan akan menentukan masa depan seseorang. Aku sendiri mengarahkan tujuan hidup ku untuk menjadi “Penolong” atau dapat ku sebut sebagai “alat” bagi-NYA dan oleh karena itu aku mau berjalan seturut kehendak-NYA. Saat aku sering diperhadapkan berbagai hal di depan ku aku selalu memandang kepada tujuan hidupku. Karena itulah yang selalu membuatku tetap kuat untuk menjalani kehidupan ini.

Kita pasti sering kali diperhadapkan akan sebuah pilihan dalam kehidupan. Diatas keputusan yang kita ambil itu yang akan menentukan kemana kita harus melangkah. Oleh karena itu kita harus mempunyai pandangan hidup dalam diri kita yang akan menjadi pedoman atau arah bagi kita. Di dalam Pandangan hidup pada dasarnya mempunyai unsur–unsur yaitu cita–cita, kebajikan, usaha, keyakinan/kepercayaan. Semua hal itu tidak dapat dipisahkan karena merupakan satu kesatuan.

Seperti halnya diriku saat aku memilih untuk menjadi “Penolong” dan mengarahkan setiap cita–cita ku kedalam sebuah pandangan hidup yang aku miliki. Aku yakin apa yang aku hadapi saat ini ini adalah sebuah proses kehidupan atau sekolah yang aku jalani agar aku dapat menjadi seperti yang DIA kehendaki dalam hidup ku.

Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan agar kita dapat berpandangan hidup yang baik, adalah sebagai berikut :

1. Mengenal

Mengenal merupakan suatu kodrat bagi manusia yaitu merupakan tahap pertama dari setiap aktifitas hidupnya yang dalam hal ini mengenal apa itu pandangan hidup yang dimiliki dalam dirinya.

2. Mengerti

Hal ini merupakan tahap kedua dalam berpandangan hidup, mengerti disini dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri atau pandangan hidup yang ada pada kita. Jika kita mengerti terhadap pandangan hidup yang kita miliki, kita cenderung untuk mengikutinya. Hal ini memegang peranan penting dalam sebuah pandangan hidup.

3. Menghayati

Dengan menghayati pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenai kebenaran pandagan hidup itu sendiri. Mengahayati disini dapat diibaratkan menghayati nilai-nilai yang terkandung didalamnya, yaitu dengan memperluas dan memperdalam pengetahuan mengenai pandangan hidup itu sendiri.

4. Meyakini

Setelah mengetahui kebenaran dan validitas, baik secara kemanusian, maupun ditinjau dari segi kemasyarakatan maupun Negara dan dari kehidupan kedua setelah meninggal ( akherat ), maka hendaknya kita meyakini pandangan hidup yang telah kita hayati itu. Meyakini ini merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya.

5. Mengabdi

Pengabdian merupan sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima dengan baik oleh dirinya lebih–lebih orang lain. Dengan mengabdi maka kita akan merasakan manfaatnya dan manfaat itu sendiri bisa terwujud di masa masih hidup atau dalam kehidupan sesudah meninggal.

6. Mengamankan

Proses mengamankan ini merupakan langkah terakhir. Tidak mungkin atau sedikit kemungkinan bila belum mendalami langkah sebelumnya lalu akan ada proses mengamankan ini. Langkah terakhir ini merupakan langkah terberat dan benar-benar membutuhkan iman yang teguh dan kebenaran dalam menggulangi segala sesuatu demi tegaknya pandangan hidup itu.

Jadi milikilah pandangan hidup yang baik dan biarkan itu yang akan menuntun setiap langkahmu kepada sebuah tujuan yang terbaik dan bernilai dalam hidupmu.

Kamis, 07 Oktober 2010

Indera Peraba

LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI FAAL

Percobaan : Indera Peraba

Nama Percobaan : Perasaan Pada Kulit

Nama Subjek Percobaan : Daniel

Tempat Percobaan : Laboraturium Psikologi Faal

a. Tujuan Percobaan : Untuk mengetahui adanya reseptor tekanan, sakit, sentuhan, dingin, dan panas pada kulit, serta mengetahui letak masing-masing reseptor.

b. Dasar Teori : Kulit terdiri dari 3 lapisan, yaitu: Epidermis, bagian kulit paling luar. Dermis, ada kelenjar dan saluran keringat, bulbus rambut, folikel rambut, dan akar rambut, serta kelenjar sebaseus. Subcutaneous, ada pembuluh darah, syaraf cutaneous dan jaringan otot.

Reseptor kulit dan hantaran impuls terdapat di syaraf perifer. Kulit berfungsi sebagai: Mekanoreseptor, berkaitan dengan indera peraba, tekanan, getaran, dan kinestis. Thermoreseptor, berkaitan dengan penginderaan yang mendeteksi panas dan dingin. Reseptor nyeri, berkaitan dengan mekanisme protektif bagian tubuh. Khemoreseptor, mendeteksi rasa asam, basa dan garam.

Reseptor pada kulit: Epidermis, yangh mendeteksi sentuhan: Merkel Disc: sentuhan orang yang tidak kita kenal. Mersners Corpuscle: sentuhan orang yang kita kenal. Dermis: Ruffini: mendeteksi panas. End Krause: mendeteksi dingin. Paccini’s Corpuscle: mendeteksi tekanan seperti pijitan.

Reseptor Free Nerve Ending, mendeteksi rasa sakit. Jangkauannya lebih luas karena tersebar di seluruh permukaan kulit.

Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan. Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang; sebagai alat peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka terhadap berbagai rangsangan; sebagai alat ekskresi; serta pengatur suhu tubuh. Sehubungan dengan fungsinya sebagai alat peraba, kulit dilengkapi dengan reseptor-reseptor khusus. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke daerah epidermis. Reseptor untuk tekanan, ujungnya berada di dermis yang jauh dari epidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan dan panas, ujung reseptornya terletak di dekat epidermis. Indra peraba merupakan indera yang sederhana, umumnya tersebar pada kulit mamalia dan sedikit sekali pada vertebrata rendah. Kepekaan peraba pada manusia sangat besar, terutama di ujung jari dan bibir.

Berdasarkan tipe energi khusus atau kepekaan terhadap modalitas tertentu:

1. Termoreseptor (peka terhadap perubahan suhu).

2. Mekanoreseptor (peka terhadap sentuhan dan tekanan).

3. Kemoreseptor (peka terhadap perubahan kimiawi).

4. Osmoreseptor (peka terhadap perubahan tekanan osmotik).

Kelenjar-kelenjar pada kulit:

Kelenjar Sebasea: Berfungsi mengontrol sekresi minyak ke dalam ruang antara folikel rambut dan batang rambut yang akan melumasi rambut sehingga menjadi halus lentur dan lunak.

Kelenjar keringat:

Kelenjar Ekrin: Melepaskan keringat sebgai reaksi peningkatan suhu lingkungan dan suhu tubuh. Kecepatan sekresi keringat dikendalkan oleh saraf simpatik.pengekuaran keringat oada tangan, kaki, aksila, dahi, sebagai reaksi tubuh terhadap setres, nyeri dll.

Kelenjar Apokrin: Terdapat di aksil, anus, skrotum, labia mayora, dan bermuara pada folkel rambut. Kelenjar ini aktif pada masa pubertas, pada wanita akan membesar dan berkurang pada siklus haid. Kelenjar apokrin memproduksi keringat yang keruh seperti susu yang diuraikan oleh bakteri menghasilkan bau khas pada aksila. Pada telinga bagian luar terdapat kelenjar apokrin khusus yang disebut Kelenjar seruminosa yang menghasilkan serumen.

c. Alat Yang Digunakan : Baskom plastik yang telah diisi air (berbeda-beda suhunya)

d. Jalannya Percobaan : Asisten Lab. menyediakan 3 baskom yang berisikan air :

1. Kiri : dingin

2. Tengah : campuran (biasa)

3. Kanan : hangat

Jalannya percobaannya sebagai berikut :

a. Subjek akan diberikan instruksi untuk memasukkan tangan kiri kedalam baskom yang berisi air dingin dan tangan kanan kebaskom yang berisi air hangat,

b. Lalu kedua tangan dibiarkan selama kurang lebih 10 detik

c. Kemudian setelah 10 detik secara bersamaan kedua tangan dimasukan ke baskom yang berada ditengah yang berisi air campuran (biasa).

d. Dan setelah itu subjek akan diminta merasakan perbedaan antara tangan kanan dan kiri setelah di masukkan ke baskom yang berisi air biasa.

e. Hasil Percobaan : Pada saat tangan ditaruh secara bersamaan ke baskom tengah yang berisikan air campuran (biasa), tangan kiri merasakan hangat dan tangan kanan merasakan dingin. Hasil sebenarnya biasanya setelah dimasukan ke baskom yang berisikan air campuran (biasa) tangan kanan terasa dingin dan tangan kiri terasa hangat. Hal tersebut disebabkan pada tangan kana nada pengurangan kalor dan tangan kiri ada penambahan kalor. Karena kulit berfungsi sebagai thermoreseptor yang menditeksi rasa panas (Ruffini) dan dingin (End Krause).

f. Kesimpulan : Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan. Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam atau lapisan Dermis.

Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang; sebagai alat peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka terhadap berbagai rangsangan

Biasanya setelah dimasukan ke baskom yang berisikan air campuran (biasa) tangan kanan terasa dingin dan tangan kiri terasa hangat. Hal tersebut disebabkan pada tangan kana nada pengurangan kalor dan tangan kiri ada penambahan kalor. Karena kulit berfungsi sebagai thermoreseptor yang menditeksi rasa panas (Ruffini) dan dingin (End Krause).

Kulit terdiri dari:

1. Epidermis yaitu bagian terluar.

2. Dermis yaitu kelenjar dan saluran keringat bulbus rambut, polikel rambut, dan akar rambut, kelenjar sebaeus.

3. Subtacaneous yaitu pembuluh darah syaraf cutaneous dan jaringan otot.

g. Daftar Pustaka : Puspitawati,Ira.1999. Psikologi Faal. Jakarta: Gunadarma

Kris. 2008. Jaringan Pada Kulit. http://thtkl.wordpress.com.

28 Mei 2010

Adil, Ellyzar I.M. 2008. Sistem Indera Peraba.

Http://respository.ui.ac.id, 21 Mei 2010