animasi bergerak naruto dan onepiece
"Akulah gembala yang baik. Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku." (Yohanes 10 : 1-24)

Selasa, 04 Januari 2011

Bahaya Aktivasi Otak Tengah

Hati-hati, bisa gagal. Layaknya sebuah proses, proses aktivasi otak tengah juga punya peluang gagal. Aktivasi otak tengah dapat terancam gagal bila anak :

  • Merasa tidak nyaman dengan situasi lingkungannya.
  • Ada tekanan dari orang lain untuk mengikuti training.
  • Tidak percaya diri.
  • Tidak mau mengikuti instruksi.

Psikolog dari Universitas Soegyapranata Semarang, Dr Endang Widyorini, menuturkan bahwa kegiatan dan publikasi aktivasi otak tengah jelas bisa menjerumuskan pemahaman masyarakat, baik orangtua maupun guru, terhadap pemahaman jenius secara ilmiah. Pemahaman ini sudah didukung oleh berbagai penelitian panjang di berbagai bidang ilmu lebih dari seratus tahun.

Publikasi aktivasi otak tengah yang mengklaim dilandasi oleh pengetahuan ilmiah itu sungguh tidak ilmiah karena jauh dari pemahaman tentang jenius itu sendiri.

“Sebenarnya seseorang menjadi jenius tidak bisa dibuat dengan jalan instan seperti itu, dan tidak ada hubungan antara kejeniusan dengan otak tengah,” ujar ketua Program Magister Psikologi Universitas Soegyapranata Semarang ini.

Berkaitan dengan kejeniusan yang ditimbulkan dengan mengaktivasi otak tengah, dalam diskusi orangtua anak gifted (cerdas luar biasa/cerdas istimewa), suatu kelompok orangtua dengan anak-anak yang terdeteksi sebagai anak-anak gifted (cerdas istimewa) menyebutkan, metode aktivasi otak tengah yang tujuannya agar anak menjadi jenius, dilihat dari sudut ilmu apa pun, tidak dapat memberikan dukungan bagi pengembangan penelitian baginya.

Apalagi bila dilihat dari ilmu psikologi yang mengupas tentang anak jenius, juga tidak mungkin bisa memberikan dukungan secara teoritis, terutama tentang orisinalitas eksistensi kejeniusan. Inteligensi luar biasa adalah sebuah hal yang diturunkan, yaitu merupakan natur genetik. Natur genetik ini masih membutuhkan dukungan lingkungan agar si anak bisa menghasilkan prestasi luar biasanya sebagai karya jenius.

Dari sudut pandang ilmu kedokteran, baik ilmu saraf yang mempelajari fungsi otak maupun kedokteran anak yang mempelajari tumbuh kembang anak, jelas kedua cabang ilmu ini juga tidak bisa mendukung secara teoritis. Itu karena klaim aktivasi otak tengah tidak berkorelasi dengan teori dalam keilmuan kedokteran itu.

“Hingga hari ini belum ada satu pun publikasi ilmiah yang menyatakan bahwa aktivasi otak tengah meningkatkan kecerdasan manusia, apalagi meng-upgrade-nya menjadi jenius,” sebut Endang.

Dari sudut ilmu pendidikan, kegiatan aktivasi otak tengah juga menisbikan dan menolak keragaman yang terdapat pada tiap-tiap individu dan bertentangan dengan ragam teori dan kepustakaan ilmiah di bidang tumbuh kembang kognisi manusia (cognitive and learning theories).

Keragaman yang ditentukan oleh potensi dasar seseorang akan memengaruhi gaya belajar, cara berpikir, dan cara menyerap suatu informasi. Dengan prinsip yang ditawarkan oleh kegiatan aktivasi otak tengah, maka secara tidak langsung menjanjikan harapan-harapan palsu terhadap orangtua dan anak didik.

Endang mengatakan, kondisi yang dialami anak-anak apabila terjadi pemaksaan dalam pengaktivasian otak tengah ialah terjadinya awareness, yakni suatu kondisi mental penuh kewaspadaan.

Kondisi awareness yang berlebihan akan membuat seseorang mengalami berbagai gangguan kejiwaan, yakni berupa gejala kecemasan yang ringan sampai yang berat.

“Tentu ini berbahaya. Lagi pula jenius itu bukan sekadar membaca dengan mata tertutup kan?” ucapnya.

Psikolog keluarga dari Kasandra & Associates, Kasandra Putranto MPsi, mengatakan, otak tengah adalah penghubung otak depan dan otak belakang, dan apabila pengaktifan otak tengah ini dihubungkan dengan kejeniusan, maka itu tidak sepenuhnya benar.

“Justru dengan diaktifkan otak tengah, hanya bisa meningkatkan kepekaan anak agar bisa menggunakan indranya lebih kuat. Jadi, itu bukanlah meningkatkan kejeniusan, melainkan meningkatkan kepekaan indrawi,” tuturnya.


Sumber : http://wihans.web.id/aktivasi-otak-tengah-tak-efektif-bikin-anak-jenius
http://www.ayahbunda.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar