animasi bergerak naruto dan onepiece
"Akulah gembala yang baik. Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku." (Yohanes 10 : 1-24)

Senin, 08 Oktober 2012

About Tes Grafis


Tes grafis adalah bagian dari tes proyektif di ilmu psikologi. Awal mula tes ini berkembang pada abad 20 permulaan meskipun pada jauh dekade sebelumnya sudah terdapat berbagai aplikasi grafologi berupa pembacaan tulisan tangan, tanda-tangan dan coretan-coretan manusia yang dapat diintepretasikan. Tokoh penting akhir abad ke-19 seperti Fechne, Wundt dan Ebbinghaus sebagai psikiater di bidang gangguan mental mempengaruhi teknik-teknik untuk melakukan asesmen klinis terhadap para pasiennya. Di bidang grafologi salah satu tokoh penting tentu saja Goodenough, Machover, Moch, Kinget, Wartegg dan lain sebagainya. Bidang ilmu ini sebenarnya terus berkembang sampai saat ini dengan metode kualitatif maupun kuantitatif untuk mengungkap proyeksi dari grafis.
Dengan berbagai aliran pencabangan mengenai tes grafis ini, kami hanya akan menerangkan alur utama mengenai tes grafis dan klasifikasi dasar mengenai grafologi tersebut. Adapun tipe utama tes grafis ini adalah:
  • Tes Draw A Man
  • Tes menggambar pohon
  • Tes analisa tulisan tangan
  • Tes Wartegg
Tes Draw A Man (Menggambar Orang)
Ada dua jenis utama tes grafis menggambar orang, yaitu berdasarkan teori goodenough-harris dan dari teori machover. Tes goodenough-harris mengungkap kemampuan IQ dengan dasar bahwa sebelum orang dapat membaca dan menulis, maka yang dilakukan adalah menggambar atau melakukan coretan. Menurut Florence Laura Goodenough, individu melakukan coretan lebih karena proses mental berdasarkan perkembangan intelektual.
Pada versi goodenough testee diminta untuk menggambar 1 figur manusia dan dinilai dalam 53 aspek. Penilaian sangat sederhana, apabila aspek tersebut muncul maka diberi nilai 1, apabila tidak muncul diberi nilai 0. Nilai tersebut dikonversikan ke norma sesuai usia dan menghasilkan nilai IQ. Sementara pada revisinya oleh Harris menjadi tes Goodenough-Harris, individu diminta menggambar 3 gambar yaitu : laki-laki, perempuan dan gambar dirinya sendiri. Aspek yang dinilai direvisi menjadi berjumlah 73. Tes tersebut pun dikonversikan ke nilai normatif sesuai usia. Tes ini seringkali dipakai untuk melihat perkembangan mental anak (pada versi harris dapat pula mengukur IQ remaja dengan aspek yang ditambahkan) dan sangat mudah digunakan dibandingkan menggunakan tes Binet atau tes Weschler.
Sedangkan aliran dari teori Machover (dan tes ini seringkali dipakai di Indonesia untuk seleksi) lebih mengungkap kondisi psikis berdasarkan teori psikoanalisa. Machover berasumsi individu menggambar orang adalah merupakan cerminan atau persepsi diri dengan berbagai atribut yang melatarbelakangi.


Proses perkembangan goresan dari 2 tahun sampai 6 tahun
Figur manusia yang digambarkan karena didasarkan dari asumsi bahwa gambar yang mudah dikenali dari suatu objek adalah bentuk manusia dan semenjak dini individu sudah seringkali menggambar orang dibandingkan menggambar bentuk atau objek lain.
Goodenough-Harris
Menurut Goodenough, gambaran anak kecil berhubungan erat antara konsep perkembangan mental dan kemampuan intelegensi secaa umum. Goresan atau coretan anak lebih menunjukkan suatu ekspresi diri daripada bentuk keindahan, gambar yang dibuat cenderung apa yang diketahui dan bukan apa yang dilihat. Bentuk atau pola yang ditonjolkan merupakan ekspresi diri terhadap apa yang penting. Dasar-dasar tersebut merupakan landasan dari perkembangan intelegensi dan mental anak yang dapat diamati mengacu pada standar normatif yang harus dibuat. Selanjutnya Dale B Harris merevisi bukannya mengubah skala goodenough dalam memberikan penilaian terhadap bobot proyeksi tes untuk menguatkan aspek-aspek penting yang belum selesai dikembangkan oleh goodenough. Skala-skala penting yang ditambahkan oleh harris termasuk dalam tema yang dapat diamati pada fase remaja, penambahan item (menjadi 73) dan menambah kekuatan tes melalui proyeksi diri.
Skala-skala tersebut adalah:
  • Kepala(skala 1)
  • Leher(skala 2)
  • Leher dua dimensi(skala 3)
  • Mata(skala 4)
  • Detail mata; alis atau bulu mata(skala 5)
  • Detail mata; pupil(skala 6)
  • Detail mata; lekukan mata(skala 7)
  • Hidung(skala 8 )
  • Hidung, dua dimensi(skala 9)
  • Mulut(skala 10)
  • dst… sampai pada item “pergerakan tangan”(skala 72), “pergerakan lengan”(skala 73).





Contoh norma Goodenough-Harris untuk anak laki-laki usia 12-17 tahun
Sebenarnya tes ini tidak hanya mengukur kapasitas mental kuantitatif IQ namun juga dapat digunakan untuk melihat konstruk kepribadian lain seperti kepribadian, penyimpangan sensory dan perbedaan pembelajaran anak, entah kenapa di literatur Indonesia tes ini digeneralisir hanya untuk melihat nilai IQ saja.
Versi Machover
Pada versi ini DAP (draw a person) merupakan cerminan atau persepsi diri. Banyak aspek yang dapat diintepretasikan dari hasil coretan, baik berupa cara menggambar, posisi gambar, ruang yang dipakai, gerak maupun bentuk gambar.
Ruang: Posisi figur ditempatkan di bagian atas, bawah, kanan atau kiri kertas.
Gerak: Arah coreta alat tulis membentuk figur. Ini mencakup intensitas coretan, tekanan garis dan bayang atau arsir objek yang tergambar.
Bentuk: Seberapa berkualitas proporsi figur yang digambar, detil, penyimpangan objek dan penggabungan berbagai objek dalam satu kesatuan objek manusia.
Fungsi lain yang perlu diperhatikan adalah penekanan bagian dari objek, apakah tangan, hidung, leher, aksesoris, pengulangan objek, model arsir dan penebalan pada bagian-bagian tertentu. Hilangnya bagian dari objek misalkan tangan pun dapat menjadikan informasi penting yang harus dicermati. Penekanan dianggap sebagai konflik, atau opini lain menyatakan sebagai perhatian penting pada situasi saat itu.
Hampir semua peneliti sepakat mengenai ukuran dari figur gambar, bahwa figur gambar yang proporsional menunjukkan refleksi langsung dari penilaian diri subjek, sehingga gambar yang terlalu besar menunjukkan agresi atau dominasi sedangkan figur yang terlalu kecil terkait erat dengan ketidakpercayaan diri, rasa rendah diri dengan lingkungan sosial. Perlu diingat, representasi gambar terlalu besar bukan aktualitas dari keinginan dominasi atau agresi semata karena ada faktor tidak adekuat yang muncul yaitu kompensasi dari rendah diri.
Mari kita bahas detil mengenai bagian objek manusia itu.
Kepala
Dalam psikoanalisa kepala dapat diartikan sebagai super-ego, pusat dari kendali diri terhadap aturan baik religi, sosial, keluarga termasuk aturan formal sebagai orang berwarga negara. Simbolisasi kepala penting untuk melihat bagaimana individu menghadapi lingkungan sekitar yang kompleks dan cara membawa diri terhadap lingkungannya.
Kepala dianggap sebagai simbol intelektualitas, fantasi, pusat dari dorongan utama subjek terhadap berbagai konstruk emosi, kebutuhan bersosialisasi atau cara berkomunikasi dan kematangan individu terhadap situasi sosial. Kepala merupakan figur sentral dorongan utama terhadap kebutuhan subjek terhadap eksistensi diri. Dapat dikatakan apabila orang yang menarik diri dari sosial cenderung mengabaikan bagian dari kepala. Analisa kepala sebaiknya lebih diperdalam terhadap bagian-bagian dari kepala. Misalkan menonjolnya hidung sampai tidak proporsional dapat dikatakan sebagai simptom grande atau waham grande. Penguatan di mata dapat disimbolkan sebagai orang yang mencoba mendapatkan perhatian lebih dari lingkungan sekitar. Bibir yang tebal atau penekanan pada bibir merupakan simbolisasi kebutuhan berkomunikasi atau keinginan untuk menonjol di lingkungan sekitarnya. Orang yang cenderung menutup diri, dibatasi oleh lingkungan akan mengabaikan aspek detil dari gambar kepala ini. Perlu diingat representasi hidung dan mulut adalah fase perkembangan awal pada tahap oral dan anal. Ketidakadekuatan hidung dan mulut juga dapat diartikan kecemasan karena pada fase akhir oral dan anal ini individu sudah mulai mengenal rasa cemas yang mendasar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar