Tes grafis adalah bagian dari tes proyektif di ilmu
psikologi. Awal mula tes ini berkembang pada abad 20 permulaan meskipun pada
jauh dekade sebelumnya sudah terdapat berbagai aplikasi grafologi berupa
pembacaan tulisan tangan, tanda-tangan dan coretan-coretan manusia yang dapat
diintepretasikan. Tokoh penting akhir abad ke-19 seperti Fechne, Wundt dan
Ebbinghaus sebagai psikiater di bidang gangguan mental mempengaruhi
teknik-teknik untuk melakukan asesmen klinis terhadap para pasiennya. Di bidang
grafologi salah satu tokoh penting tentu saja Goodenough, Machover, Moch,
Kinget, Wartegg dan lain sebagainya. Bidang ilmu ini sebenarnya terus
berkembang sampai saat ini dengan metode kualitatif maupun kuantitatif untuk
mengungkap proyeksi dari grafis.
Dengan berbagai aliran pencabangan mengenai tes grafis
ini, kami hanya akan menerangkan alur utama mengenai tes grafis dan klasifikasi
dasar mengenai grafologi tersebut. Adapun tipe utama tes grafis ini adalah:
- Tes Draw A Man
- Tes menggambar pohon
- Tes analisa tulisan tangan
- Tes Wartegg
Tes Draw A Man (Menggambar Orang)
Ada dua jenis utama tes grafis menggambar orang, yaitu
berdasarkan teori goodenough-harris dan dari teori machover. Tes
goodenough-harris mengungkap kemampuan IQ dengan dasar bahwa sebelum orang
dapat membaca dan menulis, maka yang dilakukan adalah menggambar atau melakukan
coretan. Menurut Florence Laura Goodenough, individu melakukan coretan lebih
karena proses mental berdasarkan perkembangan intelektual.
Pada versi goodenough testee diminta untuk menggambar
1 figur manusia dan dinilai dalam 53 aspek. Penilaian sangat sederhana, apabila
aspek tersebut muncul maka diberi nilai 1, apabila tidak muncul diberi nilai 0.
Nilai tersebut dikonversikan ke norma sesuai usia dan menghasilkan nilai IQ.
Sementara pada revisinya oleh Harris menjadi tes Goodenough-Harris, individu
diminta menggambar 3 gambar yaitu : laki-laki, perempuan dan gambar dirinya
sendiri. Aspek yang dinilai direvisi menjadi berjumlah 73. Tes tersebut pun dikonversikan
ke nilai normatif sesuai usia. Tes ini seringkali dipakai untuk melihat
perkembangan mental anak (pada versi harris dapat pula mengukur IQ remaja
dengan aspek yang ditambahkan) dan sangat mudah digunakan dibandingkan
menggunakan tes Binet atau tes Weschler.
Sedangkan aliran dari teori Machover (dan tes ini
seringkali dipakai di Indonesia untuk seleksi) lebih mengungkap kondisi psikis
berdasarkan teori psikoanalisa. Machover berasumsi individu menggambar orang
adalah merupakan cerminan atau persepsi diri dengan berbagai atribut yang
melatarbelakangi.
Proses perkembangan goresan dari 2 tahun
sampai 6 tahun
Figur manusia yang digambarkan karena didasarkan dari
asumsi bahwa gambar yang mudah dikenali dari suatu objek adalah bentuk manusia
dan semenjak dini individu sudah seringkali menggambar orang dibandingkan
menggambar bentuk atau objek lain.
Goodenough-Harris
Menurut Goodenough, gambaran anak kecil berhubungan
erat antara konsep perkembangan mental dan kemampuan intelegensi secaa umum.
Goresan atau coretan anak lebih menunjukkan suatu ekspresi diri daripada bentuk
keindahan, gambar yang dibuat cenderung apa yang diketahui dan bukan apa yang
dilihat. Bentuk atau pola yang ditonjolkan merupakan ekspresi diri terhadap apa
yang penting. Dasar-dasar tersebut merupakan landasan dari perkembangan
intelegensi dan mental anak yang dapat diamati mengacu pada standar normatif
yang harus dibuat. Selanjutnya Dale B Harris merevisi bukannya mengubah skala
goodenough dalam memberikan penilaian terhadap bobot proyeksi tes untuk
menguatkan aspek-aspek penting yang belum selesai dikembangkan oleh goodenough.
Skala-skala penting yang ditambahkan oleh harris termasuk dalam tema yang dapat
diamati pada fase remaja, penambahan item (menjadi 73) dan menambah kekuatan
tes melalui proyeksi diri.
Skala-skala tersebut adalah:
- Kepala(skala 1)
- Leher(skala 2)
- Leher dua dimensi(skala 3)
- Mata(skala 4)
- Detail mata; alis atau bulu mata(skala 5)
- Detail mata; pupil(skala 6)
- Detail mata; lekukan mata(skala 7)
- Hidung(skala 8 )
- Hidung, dua dimensi(skala 9)
- Mulut(skala 10)
- dst… sampai pada item “pergerakan tangan”(skala 72), “pergerakan lengan”(skala 73).
Contoh norma Goodenough-Harris untuk
anak laki-laki usia 12-17 tahun
Sebenarnya tes ini tidak hanya mengukur kapasitas
mental kuantitatif IQ namun juga dapat digunakan untuk melihat konstruk
kepribadian lain seperti kepribadian, penyimpangan sensory dan perbedaan
pembelajaran anak, entah kenapa di literatur Indonesia tes ini digeneralisir
hanya untuk melihat nilai IQ saja.
Versi Machover
Pada versi ini DAP (draw a person) merupakan cerminan
atau persepsi diri. Banyak aspek yang dapat diintepretasikan dari hasil
coretan, baik berupa cara menggambar, posisi gambar, ruang yang dipakai, gerak
maupun bentuk gambar.
Ruang: Posisi figur ditempatkan di bagian atas, bawah,
kanan atau kiri kertas.
Gerak: Arah coreta alat tulis membentuk figur. Ini
mencakup intensitas coretan, tekanan garis dan bayang atau arsir objek yang
tergambar.
Bentuk: Seberapa berkualitas proporsi figur yang
digambar, detil, penyimpangan objek dan penggabungan berbagai objek dalam satu
kesatuan objek manusia.
Fungsi lain yang perlu diperhatikan adalah penekanan
bagian dari objek, apakah tangan, hidung, leher, aksesoris, pengulangan objek,
model arsir dan penebalan pada bagian-bagian tertentu. Hilangnya bagian dari
objek misalkan tangan pun dapat menjadikan informasi penting yang harus
dicermati. Penekanan dianggap sebagai konflik, atau opini lain menyatakan sebagai
perhatian penting pada situasi saat itu.
Hampir semua peneliti sepakat mengenai ukuran dari
figur gambar, bahwa figur gambar yang proporsional menunjukkan refleksi
langsung dari penilaian diri subjek, sehingga gambar yang terlalu besar
menunjukkan agresi atau dominasi sedangkan figur yang terlalu kecil terkait
erat dengan ketidakpercayaan diri, rasa rendah diri dengan lingkungan sosial.
Perlu diingat, representasi gambar terlalu besar bukan aktualitas dari
keinginan dominasi atau agresi semata karena ada faktor tidak adekuat yang
muncul yaitu kompensasi dari rendah diri.
Mari kita bahas detil mengenai bagian objek manusia
itu.
Kepala
Dalam psikoanalisa kepala dapat diartikan sebagai
super-ego, pusat dari kendali diri terhadap aturan baik religi, sosial, keluarga
termasuk aturan formal sebagai orang berwarga negara. Simbolisasi kepala
penting untuk melihat bagaimana individu menghadapi lingkungan sekitar yang
kompleks dan cara membawa diri terhadap lingkungannya.
Kepala dianggap sebagai simbol intelektualitas,
fantasi, pusat dari dorongan utama subjek terhadap berbagai konstruk emosi,
kebutuhan bersosialisasi atau cara berkomunikasi dan kematangan individu
terhadap situasi sosial. Kepala merupakan figur sentral dorongan utama terhadap
kebutuhan subjek terhadap eksistensi diri. Dapat dikatakan apabila orang yang
menarik diri dari sosial cenderung mengabaikan bagian dari kepala. Analisa
kepala sebaiknya lebih diperdalam terhadap bagian-bagian dari kepala. Misalkan
menonjolnya hidung sampai tidak proporsional dapat dikatakan sebagai simptom
grande atau waham grande. Penguatan di mata dapat disimbolkan sebagai orang
yang mencoba mendapatkan perhatian lebih dari lingkungan sekitar. Bibir yang
tebal atau penekanan pada bibir merupakan simbolisasi kebutuhan berkomunikasi
atau keinginan untuk menonjol di lingkungan sekitarnya. Orang yang cenderung
menutup diri, dibatasi oleh lingkungan akan mengabaikan aspek detil dari gambar
kepala ini. Perlu diingat representasi hidung dan mulut adalah fase
perkembangan awal pada tahap oral dan anal. Ketidakadekuatan hidung dan mulut
juga dapat diartikan kecemasan karena pada fase akhir oral dan anal ini
individu sudah mulai mengenal rasa cemas yang mendasar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar